Kehidupan Pasca Menikah

Minggu, 07 Oktober 2018 - Diposting oleh Unknown di 21.27

Alhamdulillah, saya telah sah menjadi istri pada tgl 13 Mei 2018.
Niatnya pengen bahas printilan-printilan serta vendor pernikahanku di Magelang, tapi uda kelewat jauh kok jadi males banget ya. Buat yang mau nanya silahkan kontak saya via kolom komentar saja ya, atau bisa juga dm di IG @putriannisaa.

Setelah menikah di Hari Minggu, kami bersantai sejenak di rumah Orang Tua sampai hari Rabu. Barulah Hari Kamis kami kembali ke Bogor menggunakan kereta. Esoknya hari Jumat saya sudah mulai kerja, sedangkan suami masih cuti, sehingga dihari pertama saya ngantor, bisa diantar oleh suami :)) 

Balik ke Bogor kami memang langsung menempati rumah berdua. Rumah baru? Ya, rumah baru bagi kami tapi bangunan lama. Kok? Kami membeli rumah second di daerah Kabupaten Bogor, tapi masih dekat dengan Kota. Kenapa? Alhamdulillah, kami diberi ilmu dan pengetahuan untuk mejauhi riba, sehingga keinginan untuk memiliki rumah baru di Cluster atau Perumahan saya urungkan. Kami lebih memilih membeli rumah yang sesuai dengan kondisi financial kami tanpa cicilan bank. Rumah kami cukup besar untuk ukaran rumah jaman sekarang, ya tentu saja, namanya juga rumah bekas, dengan LT 170 dan LB 90. Sesungguhnya ini rumah jauh dari harapan saya yang bermimpi memiliki rumah minimalis, clean dan modern. Kalau hujan, ada bagian sedikit yang rembes (tidak sampai bocor) tapi dapat ditangani dengan menambal bagian yang rembes tersebut. Tinggi rumahnya masih 3m, kalo tinggi rumah sekarang kan rata-rata 4m ya, jadi walaupun sebenarnya luas, terkesan sempit. Tak apalah, itu menjadi motivasi bagi kami untuk mencari rezeki halal lebih giat untuk merenovasi rumah, yang penting tidak riba (dosa yang paling ringan adalah zina dengan Ibu sendiri, hii takut ah, hidup di Dunia kan hanya sementara). Iri gak sama rumah temen yang baru dan modern? Pastinya. Tapi lagi-lagi itu pilihan hidup masing-masing, apakah kamu mau hidup dengan cicilan Bank selama berpuluh-puluh tahun? Jarak rumah ke kantor tidak begitu jauh, cukup dengan 6 km. Begitu juga dengan jarak ke rumah mertua, tidak terlalu jauh sekitar 12 km.

Hari-hari pertama kami menjalani kehidupan suami istri bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Sehingga tentu saja harus memikirkan makan sahur dan buka. Masih belajar masak sedikit-sedikit, banyak belinya. Alhamdulillah, dari 2014 saya merantau di Bogor selalu berpuasa sendiri, di tahun 2018 ini saya telah memiliki partner berjuang untuk bangun sahur hehe. Hari Sabtu Minggu kalo mau santai, kami memilih untuk ke rumah Mertua, alasannya ya jelas bisa numpang makan tanpa sibuk memikirkan mau masak apa. Tanggal 27 Mei, 2 minggu setelah kami menikah, kami mengadakan tasyakuran dengan para tetangga untuk pernikahan kami dan memperkenalkan diri kami sebagai warga baru di daerah tersebut. Tadinya kami mau pesen catering saja biar tidak repot, tapi langsung disewotin Mama mertua, katanya biar dia saja yang masak. Baiklah, yang penting saya hanya terima beres haha.

Masa-masa penyesuaian benar-benar terasa bagi saya. Belajar menjadi istri. Bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sahur, entah menghangatkan makanan yang dibeli semalem, atau masak tumis-tumisan. Tak lupa juga mandi dulu sebelum itu, maklum karena pengantin baru haha. Saat itu bisa-bisa bangun pagi di jam 2 atau paling lambat setengah 3. Ngantuk berat setelah itu di kantor haha. Tapi 5 hari setelah kami menikah saya datang bulan, sampai kaget karena jadwal seharusnya di akhir bulan. Mulai dari situlah tanggal datang bulan selanjutnya benar-benar saya ingat.

Senangnya, ga lama setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan suami, di tanggal 12 Juni kami pulang lagi ke Magelang - Jogja untuk merayakan Hari Idul Fitri, sungguh bahagia sekali. Terlepas dari kewajiban Istri masak-memasak dan membersihkan rumah, juga sekarang lebaran telah memiliki suami.

Mengenai sistem keuangan di keluarga kami, kami sepakat untuk suami memberi 'jatah bulanan' kepada saya. Karena saya juga bekerja, jadi sebisa mungkin saya tetap membantu suami. Jatah bulanan tersebut saya gunakan untuk kebutuhan dapur dan kebutuhan rumah. Yang lain, seperti baju, perabotan rumah tangga, jalan-jalan, kami berusaha untuk menopang bersama.

Perubahan juga terjadi dalam hal Ibadah. Suami bener-bener menekankan kepada saya bahwa Ibadah adalah nomor 1. Dia tidak hanya memberi masukan atau mengajak, tapi mencontohkan dengan segala kondisi yang ada, dia berusaha untuk sholat jamaah di Masjid, padahal jarak rumah kami dengan Masjid (Musholla) lumayan jauh dengan jalan tanah (desa banget ya?!). Karena saya melihat suami saya begitu bersemangat, saya merasa malu apabila tidak mencontohnya, memang tidak dengan berjamaah di Musholla (karena Wanita lebih baik di rumah, takut menjadi fitnah), tapi saya jadi berusaha untuk selalu sholat tepat waktu, rajin mengaji, menambah dengan sholat sunnah setelah sholat wajib. Subhanallah, Alhamdulillah. Mohon doanya ya, agar keluarga kami bahagia dunia akherat, Amin.



Baju Pengantin Ku #ceritaHESA vol.03

Rabu, 18 April 2018 - Diposting oleh Unknown di 18.45
Gambar terkait
Contoh Gaun, Source : Google



Setelah fix venue untuk acara pernikahan nanti, langkah selanjutnya yang aku ambil adalah Jahit Baju Pengantin. 
Kenapa? Karena jahit baju itu membutuhkan waktu yang lama, belum molornya, (pengalaman tukang jahit rumahan sih, selalu molor dari waktu kesepakatan, nyebelin). 
Nah tapi aku bukan jahit untuk kepemilikan pribadi nih, aku pilih sewa perdana aja.
Kenapa? Karena Baju Pengantin Impian Ku itu berbahan beludru, jadi kaga mungkin kan bakal dipake lagi, yakali kondangan pake bludru begitu, bisa-bisa disangka kita yang jadi pengantinnya di hari itu hahaha.
Kenapa bahan bludru? Pertama aku ga terlalu suka dengan gaun-gaun ala barbie, yang roknya mekar banget kaya mangkok, takut jalannya susah atau keserimpet. Yang kedua memang aku pengen pake kebaya dan konsepku adalah Jawa, dan kalian tahu sendiri kalo bahan bludru itu memang identik dengan Jawa. Dan kalian harus tau, model baju yang aku ingikan itu uda aku simpan dari awal tahun 2016, jauh sebelum aku tau kapan aku bakal menikah hahaha.

Beberapa minggu sebelumnya aku uda searching via instagram, ku putuskan pake Artha Kebaya Jogja yang harganya pas budget ku, dan berada di range harga tengah. Kalo kaya Delmora gitu aku belum sanggup mahalnya ga ketulungan, nah tapi aku juga ga mau asal yang murah, jadi kayanya sih Artha Kebaya ini pas lah. Lokasinya berada di Perumahan Benteng 3, yang punya sih Ibunya ya, tapi yang handle dan jadi admin itu anaknya laki-laki. Tampak luar memang rumah biasa, cenderung kecil dan kurang rapih tapi dalamnya telah disulap menjadi butik kecil dengan beberapa baju pengantin hasil Ibu Artha yang cantik-cantik.

Setelah mengutarakan niat dan maksud tujuan datang kesana, ngobrol soal konsep acara pernikahan sedikit dan menunjukkan foto kebaya bludru yang aku ambil dari Vera Kebaya, aku langsung diukur badan. Sewa perdana disana itu sudah include baju pengantin sepasang dan selop. Karena Aa ga mungkin ngukur kesana, alhasil disuruh kirimin baju dan foto ketika Aa pake baju itu, jadi mereka yang akan kira-kira, apakah perlu dikecilkan atau dibesarkan dari ukuran baju yang dikirim tersebut. Semoga sesuai deh.

Akhir Bulan Desember aku booking, kemudian DP setengah harga. Ohya, kalo sewa perdana ternyata ada tambahan biaya uang deposit, semacam jaga-jaga kalo bajunya rusak atau dibawa kabur hahaha. Tapi nanti setelah acara selesai dan baju dikembalikan, uang deposit juga akan dikembalikan. Kemudian di pertengahan Maret aku uda bisa fitting, bajunya uda jadi, bordir uda dipasang tinggal payet dan finishing aja. Sejauh ini suka sih, warnanya Merah Maroon sesuai yang aku pengen, bukan Merah Bendera apalagi Merah Cabai. Potongannya juga uda sesuai sama badan aku. Ga kebesaran dan ga kekecilan. Paling karena bahannya beludru, jadi ga bisa yang bener-bener ngepas tanpa lipitan seperti kalo baju berbahan tile. Fitting terakhir nya di Bulan acaraku, H-4 hari. Bismillah.

Untuk Price List Kebaya Artha bisa kontak aku saja ya :)


Gedung Pernikahan di Magelang #ceritaHESA vol.02

Kamis, 29 Maret 2018 - Diposting oleh Unknown di 02.44

Gedung di Kota Magelang yang saya tahu cukup banyak, apalagi sepertinya penduduk di Magelang tidak sebanyak Jogja, apalagi Jakarta. Tapi jadi heran, kok waktu saya mau booked uda ga available ya? Menentukan tempat penyelenggaraan itu sebenarnya hal pertama yang harus dilakukan. Bukan perkara yang mudah juga sih, karena kalo keturunan Jawa harus ada perhitungan tanggal baik menurut weton calon pengantin. 

Sebenernya orang tua saya sudah cukup memiliki pemikiran yang maju, semua hari itu baik. Ya, benar. Tapi, masih ada tapinya juga. Untuk menghormati Simbah dari Bapak yang masih biasa menggunakan budaya tersebut, dan Beliau juga bisa dengan lihai menghitung tanggal baik yang dimaksud, yasudah, saya serahkan tanggal weton dan pasaran kami. Pasaran itu menurut kalender jawa ya, ada Pon, Pahing, Legi, Kliwon dan Wage. Setelah dihitung, muncullah 3 tanggal baik, dan 2 hari dan pasaran larangan. Kembali lagi ke prinsip awal ya, semua hari baik, jadi tentang perhitungan tanggal itu kami hanya menganggapnya sebagai saran. Berbekal tanggal tersebut, di pertengahan Bulan Desember 2017 sebelum acara Lamaran di akhir Bulan, Bapak dan Ibu iseng pergi ke gedung yang kami incar. Dan taraaaa, gedung tersebut tidak bisa digunakan di Bulan April-Mei karena akan digunakan acara militer. Beralihlah ke gedung kedua, terbooked semua dong ditanggal yang kita harapkan. Sekarang banyak orang bilang kalo tanggal baik itu bukan tanggal hitungan weton, tapi tanggal tersedianya gedung, HAHA, tapi itu mutlak benar. Akhirnya kita mencoret tanggal baik, dan menghindari hari larangan, jadi istilahnya ambil tanggal yang biasa-biasa saja. Tanggal baik itu bisa dikatakan sunnah muakad, hari larangan itu haram, dan tanggal serta hari selain itu adalah mubah (boleh). Akhirnya kami booked gedung dipilihan kedua bagi Orang Tua saya, sementara bagi saya tempat itu adalah tempat pertama yang saya mau banget. Alhamdulillah keturutan.

Saya ga survey ke seluruh gedung yang ada di Magelang ya, hanya mengincar Gedung pilihan Orang Tua dan pilihan saya, jadi hanya ada 2 nominasi saja. Nah buat kalian orang Magelang yang masih bingung gedung apa saja yang bisa digunakan, saya kasih gambarannya ya, sejauh ini hanya gedung tersebut yang saya tau dapat digunakan untuk tempat pernikahan, cekidot!


1. Gedung Tri Bakti Magelang
Lokasinya di Jalan Jendral Sudirman, pinggir jalan pertigaan antara arah kota Magelag, Semarang dan Jogja
Gedungnya super luas, begitu pun tempat parkirnya. Sebenernya gedung ini lebih sering digunakan untuk pameran. Kebayang kan luasnya kaya apa. Jumlah undangan bisa menampung sampai 5000 orang. Jadi ga disarankan kalo undangan kita cuma dikit, nantinya malah 'kopong' kelihatan jelek. Ohya, jangan pikir selalu gedung yang bagus itu adalah gedung yang luas ya, karena kan malah jadi tidak terlihat 'apik' kalo tamunya dikit tapi gedung nya terlalu luas. Jadi sesuaikan gedung dengan kapasitas undangan. Dan tentunya mendekor gedung ini membutuhkan biaya yang banyak, karena semakin luas gedung, maka semakin banyak bagian yang harus di dekor. Untuk biaya sewa saya kurang tau ya, karena sedikit banget yang menggunakan gedung ini sebagai pilihan tempat pernikahan mereka.


2. Gedung AH Nasution AKMIL Magelang
Lokasinya di Jalan gatot Soebroto, kawasan AKMIL
Tempat ini menampung hingga 1700 orang, bisa disewa lantai 1 maupun lantai 2. Kalo dilantai 1 harga kemarin Desember 2017 adalah 15juta, kekurangannya banyak pilar pilar tiang besar. Nah untuk yang pengen loss terlihat luas bisa sewa dilantai 2, tapi harganya cukup luar biasa buat orang Magelang, 20 juta, kekurangannya untuk loading unloading barang hanya terdapat 1 pintu, sehingga harus bergantian, dan masuknya pun lewat tangga, tidak disarankan kalo tamunya banyak yang sepuh.
Nah ini adalah venue pilihan Orang tua saya, tapi apa mau dikata, bulan April dan Mei digunakan AKMIL untuk perlombaan olahraga taruna internasional.


3. Gedung A Yani AKMIL Magelang
Lokasi di Jalan Ahmad Yani, depan Stadion Abu Bakrie, atau di pertigaan Bayeman (Superindo dan HappyPappy)
Bisa dibilang ini gedung favorit banget. Terlihat ditengah kota, kapasitas cukup untuk menampung hingga 800 orang didalam gedung, dan apabila tambah tenda bisa mencapai 1200 orang. Harganya terjangkau 5 juta saja.


4. Pendopo Eks Karesidenan Kedu Magelang
Lokasi di Jalan Diponegoro, kalo diancer-ancer sih Museum BPK RI
INI VENUE PILIHAN AKU, dan Alhamdulillah kesampean memakai pendopo ini, Bismillah semoga ga mengecewakan dan berjalan sesuai harapan. Kenapa pengen banget disini? Karena venue nya semi outdoor. Pelaminan di atas pendopo, dan tamu-tamu bisa berserakan di bawah (foto: konblock). Parkirannya luas, ada masjid juga, dan yang paling keren adalah ada area green (rumput) yang ga begitu luas, tapi cukup buat terkesima karena terlihata Gunung Sumbing darisitu. Kapasitas muat sampai 2.000 orang.


5. Gedung Sudirman Pancaarga Magelang
Lokasi didalam Komplek Panca Arga
Luas dan tipenya ga jauh beda dari Gedung Ahmad Yani. Hanya saja lokasinya harus masuk ke Komplek perumahan tentara yang disebut Pancaarga. Kalo mendekornya bisa ciamik dan mau lain daripada yang lain sih aku bilang cocok ya disini, karena disebelah gedung ada hutan pinus kecil gitu. Tapi sejauh yang saya tau sampai saat ini sih belum ada yang memanfaatkan hutans pinusnya sebagai bagian dari tempat pernikahan, biasanya hanya digunakan parkir. Harga sewa nya terbilang murah sekali, cukup 3 juta. Kalo hutan pinus ada disebelah kiri (menghadap foto) maka ada ruang kosong yang bisa dipasang tenda disebelah kanannnya, jadi cukup lah untuk menampung 1.000 orang.


5. Hotel Trio
Lokasinya dekat dengan Gedung Tri Bakti, dekat pertigaan ARTOS
Ini kalo mau konsep berkolam renang ya, bisa di Hotel Trio. Tapi menurut saya spacenya sangat kecil, mungkin kapasitas hanya bisa menampung 800 orang.


6. Hotel Atria
Lokasinya masih di Kawasan Jl. Jendral Sudirman
Kalo venue hotel ga perlu dijelaskan ya, silahkan menghubungi Markettingnya untuk info paket wedding. Tapi kalo ada yang hanya kepo (seperti saya) padahal ga ada niat sedikitpun disini, bisa minta ke saya PLnya, per akhir 2017-awal 2018 yah.


7. Hotel Grand Artos
Lokasinya di Jalan Mayjen Bambang Soegeng, ga mungkin orang Magelang ga tau tempat ini
Kalo venue hotel ga perlu dijelaskan ya, silahkan menghubungi Markettingnya untuk info paket wedding.


8. Gedung Balai Kota Wiworo Wiji Pinilih
Asli gampang banget dicarinya, karena tepat bersebelahan dengan Kantor Balai Kota Magelang dan ada di pinggir jalan raya besar Jl. Sarwo Edhie Wibowo. Tapi bangunannya jadul dan kurang terawat. Kapasitasnya mungkin hanya menampung 800 orang.
Letaknya di tengah jalan provinsi

Wedding Trip 2017

Jumat, 23 Februari 2018 - Diposting oleh Unknown di 01.24

di Tahun 2017 kemarin, usiaku telah memasuki usia emas dalam menjalankan pernikahan, tapi belum berlaku buat aku, baru teman-temanku. Dari awal tahun sudah banyak menghadiri pernikahan, tapi tidak saya ceritakan disini karena itu bukan teman dekat. Nah teman dekat saya sendiri ada 4 yang menikah, 3 dari Geng masa kuliah yang kita sebut L-PGN dan 1 dari Geng masa SMP yang kami beri nama 7sok.

1. Mochamad Zulfan Fauzi
Nah dia sebenernya bukan hanya temen kuliah, tapi juga temen SMA yang dari kelas X, XI dan XII satu kelas terus. Jadi bener-bener deket, dan sering sharing ke dia karena pendekatannya berlatar belakang agama. Sudah Akad di tanggal 25 Desember 2016 secara mendadak. Dia bilang pengen lamaran dulu, tapi ternyata Ortunya malah menyarankan untuk langsung akad saja, menghindari zina katanya. Saat itu, aku adalah orang yg ditelpon olehnya pertama kali di hari Minggu siang yang panasnya ga ketulungan, sudah H-14 hari kalo ga salah. Kemudain resepsi diadakan di tanggal 20 Mei 2017 yang bertempat di kedua asal mereka berdua, Zulfan dan Shanty, yaitu di Tasikmalaya. Asalnya tanggal segitu aku mau jalan-jalan ke Belitung (sudah aku ceritakan ya), tapi karna pengen dan merasa wajib untuk menghadiri resepsi mereka, akhirnya jalan-jalan aku majukan.

Janjian sama Rista dan Okky, kebetulan hari Jumat itu Rista lagi training di Bogor, jadi ketemu di kos ku dan berangkat ke Stasiun Pasar Minggu menggunakan KRL, kemudian bertemu Okky dan naik taksi online ke Terminal Pasar Minggu. Terminalnya rameeeee dan sangat besar, saya selalu merasa 'seram' kalo berada di Terminal, entah kenapa. Ternyata saat itu, Bus jurusan Tasikmalaya sedang menjadi primadona karena frekuensi datangnya berjauhan tidak seperti biasanya, setelah tanya-tanya sih katanya kejebak macet. Saat itu kami diberitahu Zulfan kalo kami disarankan untuk naik Bis Budiman atau Primajasa. Sudah menunggu berjam-jam, akhirnya Bis Primajasa datang, tanpa berpikir itu jenis bis macam apa (ekonomi, bisnis atau eksekutif) kami langsung naik berebutan dengan penumpang lain. Kira-kira sampai di Tasikmalaya itu pukul 05.30, kami turun persis di depan tempat acara yaitu Gedung Sumantri, dan sudah disiapkan tempat semacam wisma untuk beristirahat yang berlokasi masih dalam Gedung tersebut.

9 dari 10 bisa berkumpul

Aku suka dengan tema dan acara pernikahannya, temanya itu semi Maroco, terlihat dari dekor pelaminan yangberwarna emas itu. Acaranya juga bagus, yaitu saat kirab pengantin diiringi lagu dari pemain biola, waaaw. Kami disana benar-benar dari awal dan nyaris sampai acara selesai, jam 13.30 kami kembali ke penginapan, sholat, ganti baju dan cus pulang lagi hahaha. Untungnya pool Budiman jaraknya sangat dekat, jadi tinggal jalan kaki aja, menurutku ini Gedung lokasinya bener-bener bagus. Kira-kira pukul 20.00 kami sudah sampai di Terminal Pasar Minggu laagi. Jangan ditanya rasanya ya, benar-benar capeeek hahaha, tapi menyenangkan kok :) Alhamdulillah saat aku memposting tulisan ini, mereka sudah dikaruniai anak pertama perempuan yang berumur 1,5 bulan.


2. Okky Putra Arganata
Karena asal Okky dan Asti ini sama-sama dari Tuban, sudah dapat dipastikan mereka akan menyelenggarakan pernikahan di Tuban. Akad hari Sabtu tanggal 8 Juli dan Resepsi Minggu tanggal 9 Juli. Aku memutuskan untuk datang ke acara akad dengan alasan hari Minggu harus buru-buru ke Bandara Juanda di Sidoarjo untuk balik ke Jakarta kemudian ke Bogor. Waktu itu aku sudah janjian dengan Zulfan, naek kereta Sembrani dari Gambir ke Lamongan, tapi tiba-tiba Zulfan sakit, aku lupa sakit apa yang jelas sampai ke RS segala, akhirnya dia izin untuk tidak ikut dan membatalkan tiketnya. Alhasil saya pergi sendiri deh malam itu pulang kerja, duduk dengan perempuan yang ketika saya datang dia sedang menjahit untuk memasang payet di bajunya, saat aku tanya, katanya itu untuk dikenakan besok di acara pernikahan temannya, tapi penjahitnya ga keburu masang payet, jadi dia pasang sendiri, wah keren bisa jahit, aku ga bisa nih huhu :( Ohya, jadi inget ada tragedi juga tentang baju, Kamis sehari sebelum berangkat saya ambil ke Tukang Jahit, eh katanya bajunya masih dibawa pegawainya di rumah, kesel banget deh, akhirnya saya harus balik lagi di Jumat siang. Dan hasil bajunya kekecilan doooong, eh bisa masuk sih, cuma ngepaaas! Sejak saat itu saya bertekad tidak akan ke penjahit itu lagi.

Namanya Kain Gedog, bahannya tebal dan agak kasar, sehingga disarankan untuk menggunakan furing., tapi aku suka dengan perpaduan warnanya

Sampai di Lamongan sebelum Adzan Subuh, sekitar pukul 04.00. Janjian untuk minta ditunggu Punky yang sudah sampai terlebih dahulu karena dia naek Kertajaya, Punky sampai Lamongan kira-kira pukul 02.00 dini hari. Setelah sholat, keluar dari stasiun, dan menyebrang menunggu bis jurusan Semarang. Perjalanan dari Lamongan ke Tuban berkisar 3 jam, kira-kira pukul 07.00 sudah sampai. Lanjut bersiap-siap di rumah temen Geng saya semasa SMA, Aldhita namanya. Kemudain jam 11.00 cus ke Rumah Okky, bantuin bawa barang-barang seserahan dan menuju ke Masjid tempat Lokasi Akad. Haru deh ngedengerin temen seperjuangan kita mengucapkan kalimat untuk menghalalkan wanita yang dicintainya menjadi istri, dan semenjak saat itu hak dan tanggung jawab pun berubah, Subhanallah. Setelah sah, ikut juga syukuran di rumah Asti. Ohya, skrg juga Asti sedang hamil, HPLnya sebelum tanggal pernikahanku, semoga Okky tetep bisa datang nanti di hari Ku :)

4 dari 10, 3 teman lagi datang saat acara Resepsi

3. Faricha Ayu Isnina
Dari kami berempat, akhirnya sudah ada yang menjabat status sebagai istri. Sama kaya Okky, Icha juga orang Tuban, dan bahkan suaminya juga orang sana. Alhasil pesen tiket lagi buat ke Tuban. Kali ini beneran berangkat sama Zulfan. Acara nya di hari Minggu, dan pulang naek kereta jadi masih bisa kekejar. Hari Sabtu dan Minggu paginya nyempetin wisata kuliner deh, lagi-lagi nebeng di Aldhita. Sabtu siang makan Rajungan Mba Narti, malam makan Kepiting Soka dan Minggu pagi makan Welut Jangkar, asli itu enaaaaaaaak bangeeeeeeet. Setelah itu baru berangkat ke Gedung, kali ini bertema Internasional, pengantinnya pake jas dan gaun, tapi jujur aja kalo aku mah ga terlalu suka sama konsep wedding internasional hehehe (no offense yak). Yang bener-bener bagus itu dekor lorongnya, aaah bagus banget, pengen nyari yang kaya begitu di Magelang tapi belum ada coba hahaha. Eh waktu pelemparan bunga, aku yang dapeeet dong hihihi. Sekarang juga Icha sudah mengandung 5 bulan, laki-laki katanya, semoga sehat terus :D
Ini batik berbahan satin


Piala Bergilir buat Angkatan SMA


4. Awaliyana Rakhmawati
Nah kalo ini Geng SMP yang beneran ga nyangka kalo dia duluan yang nikah. Secara dari kita bertujuh, dia itu yang paling tomboy dan kayanya dulu waktu SMP dia ga pernah mikir atau cerita-cerita soal wedding dream nya. Ah, Tuhan memang maha Kuasa, semua sudah diatur sesuai kehendak Nya. Kalo pernikahan sebelumnya aku hanya mengandalkan hari weekends, karena ini di Magelang maka aku otomatis ambil cuti sekalian mudik, lagipula acara nya juga jatuh di hari Jumat, 15 September 2017. Tempatnya di Pancaarga, deket sama tempat main waktu SD dulu hahaha. Gara-gara Nana ini, aku jadi pengen pake tukang riasnya juga, karena bener-bener halus hasilnya. Sayang, saat aku tanya ke tukang riasnya, dia lagi ga ambil job di tanggal Ku, ah sedih :(

Paket Bridesmaid dari Nana itu dari atas sampe bawah, jarik batik abu, brukat biru dan furingnya serta kerudung pink
Modal pinjaman: bandana rajut, clutch dan heels, semua milik My Ibu

Cucok ya kalo seragaman dari atas sampe bawah

Persiapan Lamaran (Sederhana) di Magelang 💚 - #ceritaHESA vol.01

Senin, 08 Januari 2018 - Diposting oleh Unknown di 23.45
Kalau saya biasanya menulis mengenai jalan-jalan atau kuliner, kali ini saya akan mencoba hal baru, yaitu mengenai Persiapan Lamaran. Kenapa menulis ini? Ya, karena saya sedang mengalaminya, haha se-simple itu alasannya. Pengen berbagi aja sih, karena jujur sebelum jaringan internet di kantor di block untuk buka-buka blog dan sejenisnya, dari beberapa bulan yang lalu saya merasa terbantu dengan adanya Cerita Persiapan Lamaran yang diunggah oleh para pendahulu (yang mungkin sekarang uda pada nikah) *padahal waktu itu kami (saya) belum ada rencana lamaran :p . Tapi sedih banget ketika memutuskan hari H Lamaran, jaringan internet malah di block huhuhuhu. Nah persiapanku ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 28 hari saja, karena diputuskannya pun juga 28 hari sebelumnya.

Jadi ceritanya sore itu di hari Minggu tgl 26 November, Bapak menelfon saya mengenai kapan tanggal yang tepat untuk mengadakan acara lamaran, setelah sebelumnya Aa mengutarakan maksudanya untuk melamar. Bapak bilang ke saya, meminta acara tersebut diadakan di tgl 24/25 Desember 2017. Pertimbangannya adalah tanggal tersebut sudah H+8 perkiraan lahiran Adek Aa (jadi yang menjadi pertimbangan di Keluarga Aa kapan akan ke Magelang lagi adalah menunggu Adek Aa ini lahiran, dan ternyata Alhamdulillah proses lahiran itu malah maju di tanggal 4 Desember 2017), kemudian tanggal tersebut pas di hari libur sekolah (sodara-sodara ku bisa datang). Aku sih oke-oke aja tanggal segitu, karena memang sudah berencana, dengan ada atau tidak adanya lamaran, saya akan pulang di tgl 21-26 Desember 2017. Tapi aku kasihan dan ga enak sama Keluarga Aa, karena di tanggal itu jalan pasti macet banget, aku sampaikanlah komentarku ini ke Bapak, Bapak kemudian malah tertawa kecil dan menjawab dengan enteng 'ya kalo namanya jalan itu susah di prediksi, macet bisa kapan saja, tergantung niatnya' hahaha ---mak deg banget digituin--- Singkatnya, setelah itu aku bilang ke Aa tentang permintaan dari Bapak, dan dia Alhamdulillah setuju-setuju aja, walaupun sempet komentar hal yang sama kaya aku, tentang macet, dan kemudian langsung diem waktu aku samapaikan juga jawaban dari Bapak *hahaha butuh pengorbanan Cyin, macet-macetan gapapa ya A :). Dari situ, persiapan segera dimulai. Apa aja yg perlu dipersiapin untuk menggelar acara lamaran (yang sederhana), cekidot!

1. Tiket Pulang Pergi
Ini khusus para anak rantau ya, ga lucu kalo semuanya uda di booking tapi tiket nya lupa kebeli hahaha, jangan lupa harus lebih aware mengenai tiket ini kalo kalian pulang di high seasons (seperti saya :D) tantangannya lebih banyak, mesti mantengin tiket jauh-jauh bulan (ga hari lagi) agar dapet yang pas di kantong, di Minggu ke 3 bulan November aku uda survey tiap hari dan tiap waktu (pagi, siang, sore, malam) ternyata tiket untuk tgl 20 Desember (ambil cuti 2 hari, sapa yang nanya? :p) dan balik tgl 26 Desember itu murah saat hari kerja sore hari, oke aku putuskan untuk membeli di Minggu ke 4 Bulan November, eh sial banget ternyata mulai hari Senin di Minggu ke 4 itu uda naik dong, beda 200 rebuuuuuuuuu, akhirnya aku tunggu di hari Selasa, Rabu, Kamis dan nominalnya ga ada perubahan, tetap selisih dengan harga tiket di Minggu ke 3. Baiklah, akhirnya saya tetep beli tiket itu, takut-takut kalo beli di Minggu ke 5 bakal lebih melonjak. Yeay, tiket pesawat sudah ditangan! Btw, ini beli sebelum tau bakal ada acara lamaran ya.

2. Jumlah Tamu Keluarga / Saudara
Ini penting untuk mempersiapkan jumlah makanan di acara nanti. Selain itu, bagi yang keluarga laki-lakinya tidak berdomisili sama dengan keluarga perempuan, maka jumlah tamu ini berguna untuk pemesanan penginapan. Keluarga aku akan datang sekitar 40 orang, sementara Keluarga Aa sekitar 10 orang. Maka untuk jumlah nya kami ambil 60 orang. Kemudian penginapan untuk Keluarga Aa kami carikan yang dekat rumah, jadi bukan hotel, tapi sejenis home stay yang ada ruang keluarga, dapur, 3 kamar tidur dan garasi, ambil penginapan jenis ini agar lebih flexible aja sih mengingat akan ditinggali 2 malam dengan jumlah 14 orang dewasa dan 3 anak kecil, kalo di Hotel kan budget terlalu bengkak. Nah home stay ini hanya berjarak 2,5 km dari rumah aku dan dipesan H-7 hari sebelum Acara. Untuk beberapa orang, mungkin jumlah tamu ini juga bisa menentukan dimana venue yang akan digunakan. Makin kesini lamaran itu uda ga se-kaku jaman dulu yang harus di rumah pihak perempuan, sekarang bisa di tempat makan, cafe, atau rumah saudara lain. Kalo di keluarga aku, ga ada pembicaraan untuk menyelenggarakan acara lamaran ini di luar rumah.

Setelah acara dan santap siang

3. MUA 
Sepertinya di acara nanti hanya aku yang akan menggunakan make up :) Untuk Ibu, Adek, Tante dan sodara-sodara lainnya cukup poles pake tangan masing-masing aja lah ya. Nah sebenernya rencana awal itu untuk acara lamaran aku mau di make up in oleh temen deketku aja (sejenis gengges di SMP) tapi ternyata dia yang lagi merintis usahanya di Cibubur (ngikut suami) uda mulai full job huhu alhasil ilang deh impian make up gretongan di hari lamaran :( untuk ig temenku ini @awrmakeup kalian bisa liat portofolionya disana, bagus kok, karena memang basic waktu kuliah pun ambil tata rias. Yasud, mari kita cari MUA yg harganya dibawah 500ribu, karena hanya untuk acara sederhana saja, dan saya ga ada request spesial mengenai riasannya, yang penting cukup membuat saya lebih cantik hehe, ga pake survey babibu, setelah nemuin ig @chintya_make_up yang berdomisili di Magelang, saya langsung line, tanya harga (ternyata lebih miring dari kriteria saya yang dibawah 500ribu) dan deal, kemudian dp setengahnya. Ohya, pencarian saya memang terbatas hanya di ig karena kan posisi saya di Bogor, lagian emang enak banget sih selancaran di ig ini, sambil tiduran bisa, sambil makan bisa, sambil ngantor bisa (bahkan sampil p*p di kamar mandi pun juga bisa :p).

4. Dekorasi
Jangan bayangkan deskorasi yang mewah ala anak jaman sekarang ya, saya sih hanya fokus untuk backdrop foto saja. Awalnya mau pake dekor dari Temanggung yang uda ternama banget buat dekorasi wedding. Tapi aku pikir ah terlalu wah banget, lagian belum tentu dia mau nerima orderan yang hanya sewa backdrop aja, mau nanya juga malu hahaha. Akhirnya nemu ig amafeels_decor yang domisilinya di Magelang dengan konsepnya rustic dan sederhana, cocok sesuai kriteriaku sepertinya, terlebih dia masih baru, jadi ga akan over priced. Contact via WA, nanya mau pake bunga asli atau palsu, aku pilih yang palsu aja karena sayang kalo asli pun setelah itu dibuang, kemudian Mba Fara sang owner minta difotoin tempat lokasi acara kita nanti buat bayangan dekornya, dan malahan dia mau survey segala ke rumah, tapi aku tolak karena aku kan ga ada di Magelang, kalo Bapak dan Ibu yang diajak diskusi nanti malah ga sesuai keinginan haha, kemudian deal dan dp.
Ini salah satu properti dekor yang aku sukaaaa banget, A&H ;)

5. Fotografer
Nah lain halnya dengan MUA dan Dekorasi yang sekali contact langsung deal, perkara Fotografer ini aku sampe nanya lebih dari 5 contact. Sebenernya sekalian buat nanti persiapan nikah, jadi nanya pricelist lamaran dan pricelist wedding. Ternyata yang rata-rata harga paket wedding nya masuk kantong, tapi untuk lamaran engga. Contoh nya paket wedding 5 juta, lamaran 800ribu. Ada yang paket wedding 7 juta, lamaran 750 ribu. Nah tadinya mau aku ambil yang 750 ribu ini, sekalian buat penilaian nanti di acara nikahan mereka perform nya gimana, komunikatif ga, mengarahkan ga, angle shoot nya bagus ga. Eh tanya sana sini, akhirnya malah kesambet sama yang harganya miring banget *under 500k hahaha maklum ya, perempuan irit, karena biaya diluar makanan kan aku yang keluarin, ga enak minta sama orang tua karena ini keinginan aku (MUA, Dekor, Fotografi, Sarimbit dan Ring Box).

😱 sejujurnya aku ga puas banget sama ini fotografer, selain harganya di palak, dateng ga on time, dan hasil shootnya ga seperti yang aku harapkan, ah sutralah! 

6. Makanan
Semua temen-temen aku yang uda pernah 'numpang' makan di rumah pasti bilang masakan Ibu enak, yak banget banget banget enaknya, bukan karena muji Ibu sendiri ya, tapi emang enak kok. Jadi di telfon pun Bapak langsung bilang kalo yang masak nanti Ibu, dibantu Tante-Tante. Aku sih oke aja, asal jangan sampe nanti Ibu lupa ganti baju. Kebiasaan sih begitu, kalo acara syawalan nih terus kebagian rumah Nenek yang punya hajat, pasti Ibu yang masak dan ujung-ujungnya malah sibuk di dapur pake daster, hadeuh. Untuk menu makanan di acara ini adalah Sate Ayam (pesen di tukang sate langganan), ayam rica-rica dan sayur pepaya made by Ibu, sop sosis dan telur made by Tante. Kemudian untuk dessert nya ada Rujak, dan minumannya es kelapa muda, seger banget deh.

7. Seragam Keluarga
Seragam keluarga boleh banget dicanangkan buat yg pengen saat difoto keliatan kompak hahaha. Budget menyesuaikan ya pastinya. Pada acaraku sendiri sih kemarin pake baju koleksi pribadi masing-masing ahaha, irit ah, duitnya buat beli seragam keluarga waktu nikah aja :p Bahkan kebayaku juga kebaya bekas dipake tahun 2014 waktu aku wisuda D3. Buka-bukaan aja nih ya, sebenernya ga baek dicontoh, apalagi kaya aku yang kepedean banget kebayanya masih muat, muat sih, masuk sih, tapi seseknya minta ampun, maklum selisih BB waktu itu 8 kg! Engap deh sampe waktu acara nahan diri buat ga makan ahaha

8. Sarimbit
Sarimbit ini biasanya kain baik buat kemeja laki dan buat jarik/rok perempuan. Waktu itu aku beli online @kenyobatik di Bulan Juli, dan itu hanya asal beli aja, memang niat digunakan untuk lamaran sih, tapi belum tau waktunya kapan, karena saat itu memang belum ada rencana. Dan kenapa aku beli di Bulan Juli? Simple aja jawabannya, buat ngabisin duit THR. Nah kain batik dari Solo ini aku jahitkan di Bogor, tepatnya di depan stasiun Bogor persis. Jahitannya rapih, kemudian selalu pas selera dan harga masih terjangkau. Kemarin aku jahitin kemeja laki dan rok (karena saya males ribet pake jarik) dengan furing di dalamnya masing-masing seharga IDR 95k.
Sepertinya hanya foto ini yang keliatan head to toe kita berdua (yang di tengah ga dianggap ya haha), itu adeknya Aa

9. Cincin Peningset
Ada yang bilang lamaran itu seperti engagement versi jawa, hmm ga selalu juga ya ternyata, semua tergantung kesepakatan kedua keluarga saja. Kemarin yang diberi cincin hanya aku saja, jadi kami tidak bertukar cincin. Buat kalian yang jangkauan wilayahnya di Jabodetabek, ga perlu lagi bingung beli cincin dimana, CIKINI dooong! Serius disana banyak banget tokonya, banyak banget pilihannya dan harganya standart. Nama tempatnya itu CGC - Cikini Gold Center, persis ada di depan stasiun Cikini, tinggal lompat pagar kalo mau langsung lurus, sayang karena saya manusia baik-baik jadi harus muter dulu jalan ke ujung, baru nyebrang dan balik lagi ke arah pintu Cikini hahha. Biasanya untuk orang yang keduanya menggunakan cincin, cincin tersebut juga digunakan sebagai cincin pernikahan. Jadi ketika lamaran digunakan disebelah kiri, kemudian setelah menikah dipindah ke jari sebelah kanan. Para penjual yang kebnayakan Kokoh & Cici udah hafal betul tentang yang namanya cincin nikah. Apalagi kalo liat kalian menggunakan jilbab, pasti langsung ditawarin untuk cewek cincin emas dan untuk cowok cincin palladium. Tapi berhubung aku kemarin belum beli sepasang, jadi hanya lihat-lihat cincin nikahnya saja, dari situ aku sudah memilih sebuah toko untuk nanti akan kugunakan memesan cincin nikah. Nah cincin yang aku pilih untuk lamaran ini hanya cincin wanita biasa, dengan emas putih dan mata sircon (kasian si Aa kalo minta beli berlian, besok aja deh buat cincin nikah berliannya hahaha #kasihanyangtertunda).

10. Ring Box
Inspirasi pesen ring box ini aku dapet dari blog walking, langsung aku cari instagramnya di @yidha.yana dan langsung cus pesen disana, sekitar 2 minggu kotak nya sudah jadi, dan bener-bener sesuai yang diharapkan, cantiiik banget kotak cincin yang terbuat dari kayu dengan dihias bunga pink fuschia dan putih bertema rustic.
Gemes sama ring box nya 💚
Nah yang ga kalah penting ini mengenai susunan acara lamarannya. Kemarin aku nyesel banget karena ada hal krusial yang kelewat yaitu perkenalan keluarga huhu, mungkin kita uda kelaperan kalik ya jadi semua lupa dan ingetnya langsung makan aja hahaha. Perlu didiskusikan juga mengenai kamu sebagai yang dilamar akan langsung keluar atau sok sok dipanggil di tengah acara. Kalo aku kemarin sih ketika pihak Aa sudah datang dan semua keluarga ku maupun keluarga Aa sudah duduk siap semua, saya baru keluar, tapi tetep diawal sebelum acara dimulai. Trus bingung juga kan kalo jaman sekarang kan si anak yang mau dilamar sok ditanyain gitu 'mau ga?' padahal uda jelas yah kalo uda ada acara seperti ini mah pasti sudah terrencana, kecuali jaman dulu dimana yang namanya lamaran itu bener-bener mengejutkan, diem-diem. Bahkan anak yang dilamar pun bisa jadi ga tau menau akan ada yang melamar. Eh kemarin mah aku ga ditanya sama sekali, ngomong sepatah kata pun juga engga, cuma duduk aja mesem-mesem hahah. Nah jadi begini kira-kira susunan acara lamaran versi #ceritaHESA :

  1. Pihak Keluarga Laki-laki datang dengan membawa buah tangan makanan
  2. Keluarga Perempuan menyambut (berdiri dan salaman) serta menerima buah tangan
  3. Keluarga Laki-laki dan Keluarga Perempuan duduk ditempat yang telah disediakan
  4. Saya keluar bersama Ibu dan duduk ditempat yang telah disediakan
  5. MC membuka acara, mengucapkan selamat datang dan mempersilahkan makan snack yang telah disediakan
  6. Snacking time
  7. Penyampaian maksud dan tujuan dari Keluarga Laki-laki
  8. Penerimaan dari Keluarga Perempuan
  9. Pemasangan peningset cincin sebagai simbol ikatan dari Ibu calon mempelai Laki-laki ke calon mempelai perempuan
  10. Serah uang sebagai tanda keseriusan untuk melanjutkan hubungan dari calon mempelai Laki-laki ke Bapak calon mempelai perempuan
  11. Foto kedua keluarga inti
  12. Penutup dan ramah tamah
  13. Penyampaian buah tangan dari Keluarga Perempuan ke Keluarga Laki-laki

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit pada acara inti dari no1-11, untuk ramah tamah yah flexibel lah ya disambi foto-foto juga. Nah untuk rencana pernikahan sendiri Bapak menyampaikan ke Keluarga Aa secara informal ketika selesai makan dan sedang duduk-duduk sambil ngemil buah, hehehe. Bismillah, semoga dilancarkan dan dimudahkan segala urusannya, Amin :)